oleh : edysuyatno ( pengurus PGRI Jatim )
Setelah membaca hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ibu Dra Theresia Suryanti, MM ,( SMAN 21 Surabaya ) saya tertarik untuk memasukkan ke Blog kami untuk diketahui teman teman guru SMK Wonokromo Surabaya , yang memang berada di naungan YP Mayangkara tentunya diharapkan dapat diimplementasikan dilingkungan tempat kerja sebagai pendidik;dan mungkin yang lain yang memerlukannya.
Ketertarikan saya , bahwa disana diuraikan tentang model pembelajaran konstruktivistik,Pendidikan Kewarganegaraan, metode dan medianya.'kliping' : diantaranya dijelaskan:
Pembelajaran konstruktivistik atau Constructivist Theories of leaning adalah model pembelajaran yang mengutamakan siswa secara aktif membangun pembelajaran mereka sendiri dan memindahkan informasi yang komplek ( Aroson, 1948 )
Disebutkan pemecahan masalah-masalah belajar / pembelajaran, implikasi teori konstruksional :
1. Proposisi : belajar adalah proses pemaknaan informasi baru, Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas, kolaboratif , dan refleksi sert`a interpretasi.
- dorong munculnya diskusi terhadap pengetahuan baru yang dipelajari
- dorong munculnya berfikir divergent, kaitan dengan pemecahan masalah, bukan satu jawaban benar
- dorong munculnya berbagaai jenis luapan pikiranh/ aktivitas, debat dan pemberian penjelasan
- tekankanlah pada ketrampilan berfikir kritis, analistis, membandingkan, memprediksi dan hipotetis
- kaitkan informasi baru ke pengalaman pribadi ke pengetahuan yg telah dimiliki siswa
- gunakan informasi pada situasi baru
2. Proposisi : strategi yang dipakai siswa dalam belajar akan menentukan proses dan hasil belajarnya. Implikasi terhadap pembelajaran atau evaluasi, sebagai berikut:
- Dapat untuk menerapkan cara berfikir yang paling cocok dengan dirinya
- siswa diharapkan dapat melakukan evaluasi diri tentang cara berfikir,, belajarnya, ttg tugas2nya
Menurut Degeng ( 2001 ( terdapat komparasi mendasar antara pembelajaran model behavioristik dengan konstruktivistik . Belajar menurut model behavioristik adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah meningkatkan pengetahuan kepada yang pembelajar.
Adapun belajar menurut konstruktivistik adalah penyususunan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaborasi dan refkeksi serta interaksi. Sedangkan 'mengajar' adalah menata lingkungan agar pembelajaran termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidak menentuan.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehiupan sehari peseerta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa.
Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( menurut Panduan Pengajaran ), namun dalam konteks pembelajaran tertentu, ( dalam PTK yang dilakukan diSMAN 21 tahun 2007 , pada materi ' sistem politik ' )memilih metode' kliping 'dengan kegiatan belajar siswa untuk mencari, memilih dan menghimpun sesuatu ( bahan ajar ) dari media cetak serta menugasinya dengan jelas tindak lanjut pengkajiannya. Adalah hal yang tepat. mengingat model konstruktivistik, adalah kondisi ' belajar ' yang terjadi penyususnan pengalaman, aktivitas kolaborasi, refleksi dan interaksi.
Disana ditegaskan pula bahwa media yang digunakan , yang sederhana, yakni guntingan surat kabar/ majalah yang ada hubungannya dengan topik
Telah melalui metode penelitian: dengan obyek tindakan (1) minat siswa untuk belajar menentukan sendiri, (2) kerjasama dalam mengkomunikasikan hasil belajarnya, (3) keaktifan dan sikap kooperatif siswa selama proses pembelajaran., ada setting, metode pengumpulan data dan menganalisnya, dapat disimpul
kan sebagai berikut:
1. aktivitas siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri cenderung meningkat, mengerjakan LKS, berdiskusi dan merespon pertanyaan teman )
Aktivitas siswa, dalam profil hasil penelitian dapat digambarkan : siklus I 27 % , siklus II 55 % dan siklusIII 100 %
2. Ketrampilan kooperatif siswa selama proses pembelajaran dengan model konstruktivistik dapat muncul sebagainama menunjukkan peningkatan . Siklus I 43%, siklus II 72 & dan siklus III 100 %
3.Prestasi belajar PKN pada materi sistem pemerintahan , mengalami peningkatan yang signifikan, dengan model konstruktivistik dengan media kliping.
Profil penelitian menunjukkan siklus I 34 %, siklus II 76 % dan siklus III 100 %
Salah satu observasi dari tiga macam hal yang menjadi sasaran tindakan penelitian adalah berkembangnya pemahaman materi dejalan dengan berkembangnya aktivitas dan ketrampilan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar